Surat Untuk Kawan-Kawan di Jalan Tua

Sekolah Alternatif Papua
1 minute read
0
Foto Dok. Google

Oleh Bunitaz Zeth

Kepada yang tersisa dari jalan mereka yang sudah pergi. 
Kepal tangan kiri tetap di udara,
Disini di persimpangan jalan, toa dan legenda masih bersuara. 
Api masih menyala.... 
Darah masih mengalir ..... 
Air mata masih membasahi pipi mama2 

Stop mati usia muda!! 
Air mata perpisahan banjir terkadang memilukan hati. 
Kawan pekerjaan kita belum selesai, maka  jaga diri,
Makan yang penting dan minum yang penting. 

Kerikil dan duri masih bertaburan Darah
Mengalir pada telapak jejak Keringat 
Membanjir membasahi luka,
Air mata mama dan bapa suda menjadi danau.

Girangku dalam hanya sekejap...
Luka masih perih menusuk jantung di jalan tua dalam rimba. 
Bahagia ku kawan, 
Senyum tegap berdiri kepal tangan kiri, surgaku ada disana. 
Sedikit lagi kita akan sampai di balik gunung itu, 
Kota harapan kita menanti. 

Jangan lupa saling mengingatkan kita,
Jaga kawan hadang musuh,
Ingat musuh jangan lupa kawan...
Waktu sehat banyak kawan-kawan bersuka ria mengajak berpetualang. 
cerita masa depan. 
Waktu sekarat sunyi dan piluh menemani sengsara 
Bahkan tidak ada sama sekali kawan riang ku. 
Lupakan dulu rasa mati ini,
Rinduku memberi kabar sehat, berjabat erat,
Bergandengan tangan berdiri di jalan tua bersama.

Kesenagan itu hanya kenagan yang semu dalam riangan rasa. 
Sehat untuk bahagia itu sederhana saja tersenyum. 
100 tahun idaman semua manusia bersama keluarga, 
Mungkin saya harus kerumah leluhur nanti. 

Makan dan minum menyimpan rahasia 100 tahun. 
Agar tidak bersedih mati di usia muda. 
Kematian itu hadia dari kesalahan hidup sembarang ria. 
"Upah dosa ialah maut" menurut kamus tua Alkitab.
 
"Abe inom maluk inom lagap ari ti, Kambe nen wakolamungun". 
Baik buruk yang kamu makan itu mulut mu akan membunuh mu. 
Nasihat di honai orang tua Lani di Kampung Tua. 
Musuh leluhur itu penyakit, 
Tamu yang datang kapan saja, 
Tamu yang tidak di undang tapi,
Selalu siap sedia berkunjung ke manusia. 
Dari sini di persimpangan jalan tua, disamping menara kuburan. 
Salam untuk kawan-kawan di medan juang. 

 #Anjing Rimba# Catatan jalan tua kami masih disini kawan# Viktor Kogoya, Rinto Kogoya, Heni Lani. Bernat Agapa, Dorkas Kosai Dkk*

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)