Gagasan Revolusioner Margaretha Douw dalam Facebook.

Sekolah Alternatif Papua
4 minute read
0
Margaretha Douw berorasi pada Aksi Massa Hari Perempuan se-Dunia di Jayapura (8/03/2021)

Nama Facebook: Etma NaughtyWdt


1. "Kemiskinan dan pengangguran seakan kekal, prioritas kaum perempuan adalah meningkatkan kesejahteraan dan menyelamatkan generasi."

18 Agustus 2021 


2. "Sambut sa dalam gelap, jika terang itu nyata dan sa terpancar di sana di ufuk timur kita akan sama-sama mengikuti jejak langkah yang masih terlihat basah menuju meraih bintang fajar." 22 Agustus 2021


3. "Tetaplah setia pada jalan yang kau pilih di persimpangan jalan"

26 Agustus 2021 

Margaretha Douw berorasi pada Aksi Massa Hari Perempuan se-Dunia di Jayapura (8/03/2021)


4. "Mulai saja dulu dari lingkungan yang ada dekat tong mata, karena untuk merebut revolusi total ko harus mempersiapkan segala sesuatunya itu dengan matang-matang. Salah satu cara mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) yang benar-benar matang adalah ko harus mampu mengubah watak para generasi penerus yang akan meneruskan perjuangan panjang ini. Tetap semangat buat kawan-kawan yang fokus jadi tenaga pendidik, tanpa upah apa-apa dan sa yakin ketika kalian melihat generasi penerus dalam keadaan tertawa lepas dengan raut wajah yang menunjukkan kebahagiaan mereka sambil memanggil kalian Bu guru atau Pak guru disitu pasti kalian merasakan kebahagiaan yang sama dan itulah gaji/upah kalian para tenaga pendidik" 

12 September 2021 


5. "Jika sistem penindasannya tidak main-main maka sikap dari setiap jiwa perlawanan kita benar-benar merasakan penindasan tersebut juga jangan main-main" 

26 September 2021 


6. "Revolusi tidak dibawah ke bibir untuk hidup dirinya dibawa ke hati untuk mati untuknya" 

15 Oktober 2021 


7. "Jika nanti pada akhirnya semua akan pergi berlalu tanpa bayang, tetapi jejak perlu diatur agar bekasnya terus ada dan dikenang selamanya" 

21 Oktober 2021 


Nama Facebook : Tanah DM 

8. "Ada masa dimana kita akan tetap dituntut untuk terus berjuang, walaupun tubuh sudah sangat lelah" 17 April 2022 


9. "Diantara tanda sebuah negara yang akan hancur terlihat dan semakin besar dan beraneka ragamnya, pajak yang dipungut dari rakyatnya termasuk pendidikan ijazah dan ilmu pengetahuan dijadikan alat komoditasnya para penguasa negara."

3 Agustus 2022 

Margareta Douw Berkampanye terntang pentingnya membaca foto diambil di Gereja GIDI Elelion Waena, Jayapura (September, 2021)


10. "Kita melihat dunia hanya melalui jendela batin memahami batin kita sama pentingnya mengubah dunia."

6 Agustus 2022


11. "Perjuangan menuju pembebasan umat manusia, untuk bebas dari penindasan itu butuh kerja-kerja kolektif, karena ada yang ingin bebas dari sistemnya menuju manusia tanpa kelas, dan ada yang masih berjuang untuk bebas dari kolonial Indonesia yang artinya perjuangan harus dibuka seluas-luasnya dan perjuangan tidak berdasarkan ras." 

8 Agustus 2022 


12. "Bukan tentang bangunan yang mewah, buka juga tentang jalan tol yang rata, tapi ini semua tentang kehidupan manusia yang semakin disingkirkan dan dihilangkan dari tempat sasaran yang seharusnya mereka huni dan olah untuk dinikmatinya tanpa harus diobrak-abrik, awan yang cerah, bumi yang bersih, tanah, air dan hutan mungkin semua ini hanya akan tinggal cerita." 13 Agustus 2022


13. "Tetaplah bersama -sama orang yang kamu cintai, sebelum rasa rindu dan penyesalan menghantuimu, dan untuk mengungkapkan kata ikhlas itu sudah tidak segampang saat dong masih ada disamping." 

31 Agustus 2022 

Margaretha Douw terlibat dalam aksi massa "Bebaskan Victor Yeimo Tanpa Syarat dan Penentuan Nasib Sendiri Bagi Bangsa Papua" (16/08/2021)

14. "Ketika Ibu Bumi diperjualbelikan, pada saat yang sama manusia yang berpijak di atas nya menjadi komoditi ekonomi lokal, nasional dan internasional. Pada akhirnya manusia Papua hanya kehilangan sang Ibu tetapi juga kehilangan hak hidup, bahkan hilangnya masa depan generasi sekarang dan yang akan datang." 

7 September 2022 


15. "Orang yang mengekang kebebasan orang lain sesungguhnya dia juga tidak layak untuk mendapatkannya" 

16 Oktober 2022.


Postingan di Halaman Facebook Sekolah Alternatif Papua

16. "Keadaan hidup dibawah sistem yang sangat menguras banyak hal tentang waktu, tenaga, pikiran, dan tidak cukup Itu dan sasaran utama  mereka adalah eksploitasi sumber daya alam (SDA), dan hidup kaum jelata jauh dari yang namanya kata cukup, akibat daripada kerja-kerja sistem kapitalisme ini, membuat pendidikan, kesehatan kini semakin mahal dan semakin susah untuk mereka jangkau, sehingga tidak memungkinkan mereka untuk mendapatkan pendidikan dan pengetahuan serta mendapatkan kesehatan yang  lebih baik  atau lebih manusiawi, kita ini  sudah terlalu lama diisolasi dari dari segala berbagai macam ilmu pengetahuan, dan sekarang sudah saatnya untuk keluar dari  lorong gelap itu, dengan membangun serta mempersiapkan, pendidikan, kesehatan mandiri, yang dimana menciptakan pendidikan yang membebaskan manusia dari kondisi-kondisi penindasan yg telah membawa kehidupan manusia pada sikap tidak manusiawi baik itu korban penindasan maupun pelaku penindasan dan terutama lebih fokus lagi untuk mempersiapkan tenaga-tenaga produktif yang revolusioner bukan lagi reaksioner, setelah kami mereka akan tetap ada untuk tanah air kami ini lebih khususnya lagi untuk sesamanya manusia Papua,🔥🌹" 


Margaretha Douw berpose bersama beberapa pendiri Guru-guru jalanan yang kini menjadi Sekolah Alternatif Papua (20/03/2021)



Margaretha Douw berpose bersama pada Lapak Baca Kolektif Para-para kampwolker di Asrama Tunas Harapan, Jayapura (September/2021) Lebih sakit ketika Generasi kita tidak bisa membaca dan Menulis, lebih sakit jika mama-mama kita berjualan di pinggiran jalan." Margaretha Douw lahir pada 01 September 2001 di Kimapugi Dogiyai. Perempuan 21 tahun ini terlibat sebagai pendiri Sekolah Alternatif Papua (SAP) pada 21 Maret 2021, lalu Oktober 2021 bergabung menjadi anggota Komunitas Green Papua, Februari 2022 dipilih sebagai Bendahara Umum dalam Konferensi Nasional I Green Papua di Jayapura. Selain terlibat mengajar dan berorganisasi, Etha terlibat dalam pembangunan organisasi petani perempuan di Kota Jayapura.

Kolektor: Cinta G

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)