Pertambangan, Krisis Lingkungan dan Dampak Terhadap Pendidikan

Sekolah Alternatif Papua
5 minute read
0


Oleh Warinus Murib, Dewan Wilayah Sekolah Alternatif Papua

Foto bersama Titik I SAP Kota Jayapura setelah Pameran Gambar, Nonton bersama dan Diskusi (27/05/2023)

    Pertambangan adalah suatu kegiatan pengambilan endapan bahan galian berharga dan bernilai ekonomis dari dalam kulit bumi, baik secara mekanis maupun manual, pada permukaan bumi, di bawah permukaan bumi dan di bawah permukaan air. Hasil kegiatan ini antara lain, minyak dan gas bumi, batubara, pasir besi, bijih timah, bijih nikel, bijih bauksit, bijih tembaga, bijih emas, perak, uranium dan bijih mangan.

    Tahun 1967 ialah awal masuknya industri pertambangan multinasional milik Amerika di Papua yang ditandai dengan penandatanganan kontrak karya PT. Freeport dan mulai beroperasi pada 1972. PT. Freeport melakukan eksplorasi cadangan tembaga dan emas mencapai puncaknya tahun 2001, bahkan lebih dari 140 triliun investasi telah dibenamkan di pertambangan ini. Pada 2021, Tambang Grasberg yang ada di Papua, Indonesia, memproduksi 1,34 miliar ton tembaga.

 

    Paska Papua dianeksasi dalam bingkai Negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI) 1963, kehadiran Industri pertambangan terus massif di tanah Papua hingga, membawa dampak buruk bagi keberlanjutan hidup masyarakat dan alam di Papua. Hal itu dibuktikan dengan pembabatan hutan dalam skala besar, pencemaran sungai oleh limbah pabrik dan pemisahan masyarakat dari tempat tinggal hingga, berakibat pada masyarakat adat kehilangan tempat mata pencaharian, tempat berburu dan berkebun untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Proses eksploitasi sumber daya alam tanpa memikirkan dampak terhadap kehidupan masyarakat dan keanekaragaman biota di atas, dikarenakan bisnis Pertambangan atas kepentingan akumulasi modal dari kekuatan Imperialisme Global. Sementara, rakyat dan alam hanya memanen limbah, perampasan tanah adat dan kemiskinan ekonomi.

 

Pencemaran Lingkungan Hidup

    Pencemaran lingkungan adalah suatu keadaan yang terjadi karena perubahan kondisi tata lingkungan (tanah, udara dan air) yang tidak menguntungkan (merusak dan merugikan kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan) yang disebabkan oleh kehadiran benda asing seperti, sampah plastik dan limbah industri pertambangan.

    Kegiatan penambangan apabila dilakukan di kawasan hutan dapat merusak ekosistem hutan. Apabila tidak dikelola dengan baik, penambangan dapat menyebabkan kerusakan lingkungan secara keseluruhan dalam bentuk pencemaran air, tanah dan udara.

    Kehadiran pabrik-pabrik perusahaan multinasional maupun nasional yang memproduksi barang dan jasa secara berlebihan tanpa mengukur standar kebutuhan masyarakat, berdampak pada pencemaran lingkungan hidup oleh kehadiran sampah plastik yang tidak terhitung jumlah. Selain itu, Barang yang diproduksi dalam bentuk kemasan untuk dikonsumsi oleh masyarakat tidak didaur ulang kembali oleh perusahaan setelah, dipasarkan  untuk konsumsi masyarakat. Akibatnya, meningkatnya tumpukan sampah yang mendatangkan bencana alam seperti, banjir dan longsor. Hasil Penumpukan sampah menyebabkan; polusi udara meningkat, akibat dari asap pembakaran tumpukan sampah. Pencemaran tanah, akibat dari sampah yang tidak dapat terurai. Pencemaran air, berakibat pada terganggunya ekosistem sungai dan laut, tercemarnya air bersih, dan penyumbatan arus sungai yang berujung pada banjir.

    Selain itu, dampak dari pencemaran lingkungan oleh limbah pertambangan (limbah: cair, gas dan padat) mengancam keberlangsungan biota, keanekaragaman hayati semakin berkurang bahkan punah. Hal itu dikarenakan, setiap industri pertambangan hanya berpikir untuk bagaimana memperoleh hasil lebih dari eksplorasi dan eksploitasi sumber daya alam tanpa berpikir akan dampaknya terhadap keberlangsungan hidup masyarakat dan lingkungan hidup.

Apa Dampak Terhadap Pendidikan?

Foto titik II SAP Kota Jayapura setelah pameran gambar, nonton film dan diskusi bersama (03/06/2023)


    Pendidikan adalah salah satu dasar kebutuhan rakyat Papua guna memperoleh ilmu pengetahuan. Dengan memperoleh ilmu pengetahuan rakyat Papua dapat mengelola alamnya sendiri untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari -hari. Hal itu dapat dilihat dari kehidupan rakyat Papua dan alam yang saling bergantung namun, praktik lembaga pendidikan formal di Papua pada dasarnya ialah memprivatisasi ilmu pengetahuan, biaya pendidikan melambung tinggi, dan setiap orang yang ingin memperoleh pekerjaan harus berdasarkan ijazah yang diperoleh dari sekolah formal tanpa melihat keterampilan seseorang sehingga, berdampak sulitnya memperoleh ilmu pengetahuan di setiap jenjang sekolah formal dan sulit memiliki pekerjaan. Selain itu kehadiran industri pertambangan di tanah Papua yang terus massif juga menciptakan angka buta huruf dan angka kemiskinan terus meningkat di Papua, sebab kehadiran industri pertambangan memisahkan kelangsungan hidup rakyat Papua dari alamnya. Hal itu dapat dilihat dari laporan kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), menyampaikan angka buta aksara di Indonesia sebesar 1,78 persen. Sementara itu, tingkat buta aksara di Provinsi Papua mencapai 21,9 persen.

Melihat dari angka buta huruf di Papua dan daerah lain yang perbandingannya sangatlah berbeda jauh, bisa dikatakan bahwa Indonesia tidak mampu mencerdaskan dan memberantas buta huruf rakyat Papua, melalui lembaga pendidikan formal yang diterapkan di Papua. Hal itu dikarenakan pendidikan formal yang diterapkan oleh Indonesia di Papua hanya untuk menguras harta kekayaan rakyat Papua, terbukti dari setiap praktiknya yang diterapkan yaitu, biaya pendidikan semakin meningkat tinggi setiap tahun dan banyak pungutan liar yang dilakukan oleh lembaga sekolah, sementara ilmu pengetahuannya di privatisasi dan ketersediaan fasilitas tidak memadai di setiap sekolah formal. 

    Hal ini juga menjadi bukti dari bentuk penjajahan oleh kolonial Indonesia terhadap daerah koloni yang dijajahnya, sehingga rakyat Papua perlu menyadari bahwa, pentingnya ada sekolah alternatif yang dibangun oleh rakyat Papua dengan visi; sekolah harus gratis, demokratis dan kritis untuk membangun dan mencerdaskan rakyat Papua. Dengan hadirnya sekolah alternatif guna mengajarkan pentingnya menjaga alam dan lingkungan hidup, sebab kehidupan manusia saling bergantung dengan alam yang memberi sumber kehidupan. Alam juga dapat dikelola guna memenuhi kebutuhan hidup, seperti; memenuhi kebutuhan rumah tangga, melengkapi kebutuhan sekolah anak dan menyekolahkan anak.

Foto titik III SAP, Kota Jayapura proses nonton film lalu diskusi bersama (01/06/2023)


    Bagaimana dengan angka kemiskinan di Papua? Data terbaru dari BPS menunjukkan bahwa Papua menduduki peringkat pertama sebagai provinsi termiskin di Indonesia. Tercatat, angka kemiskinan di Papua mencapai 26,80%. Lalu, di urutan kedua ada provinsi Papua Barat dengan total kemiskinan mencapai 21,43%. Dilihat dari data ini, rakyat Papua mesti menyadari bahwa kekayaan akan sumber daya alam yang diambil di atas permukaan bumi, dibawah permukaan bumi, dan dibawah permukaan air oleh kapitalisme (pemodal), bukan untuk membangun dan mensejahterakan rakyat Papua namun, untuk kepentingan akumulasi modal oleh segelintir orang sementara, rakyat Papua yang hidupnya bergantung dengan alam harus dipisahkan secara paksa oleh kehadiran industri pertambangan yang berdampak pada rakyat Papua dimiskinkan dari atas tanahnya sendiri.

    Melihat konteks Papua yang eksploitasi sumber daya alamnya semakin massif. Pembabatan hutan, penghancuran lingkungan hidup serta eksploitasi sumber daya manusia. Sebagai sekolah yang peduli terhadap kondisi pendidikan di Papua. Sekolah Alternatif Papua (SAP) mempersembahan "Pameran Gambar, nonton film dan diskusi bersama".

    Dalam rangka Hari Anti Tambang Nasional pada 29 Mei, dan Lingkungan Hidup pada tanggal 5 Juni 2023. Di Kota dan kabupaten Jayapura, pada 27 Mei - 8 Juni 2023.

Foto titik VI SAP, Kabupaten Jayapura setelah pameran gambar, nonton film dan diskusi (30/05/2023)


Sekolah seharusnya gratis, sekolah seharusnya demokratis, sekolah seharusnya demokratis.

Foto Titik V SAP, Kabupaten Jayapura setelah kegiatan pameran gambar, nonton film dan diskusi (08/06/2023)


Referensi :

_https://www.bps.go.id/subject/10/pertambangan.html#:~:text=Pertambangan%20adalah%2 0suatu%20kegiatan%20pengambilan,dan%20di%20bawah%20permukaan%20air.

_https://www.merdeka.com/sumut/pengertian-kerusakan-lingkungan-dampak-dan-cara-men gatasinya-kln.html https://www.researchgate.net/publication/333802464_PENGARUH_LINGKUNGAN_ALAM_ TERHADAP_PENDIDIKAN_KARAKTER_DI_SEKOLAH_ALAM

_https://batri.uma.ac.id/fakta-unik-pt-freeport-perusahaan-asing-yang-menguasai-harta-karu n-tanah-papua/

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)